Lamine Yamal saat ini menjadi salah satu bintang muda paling bersinar di Eropa. Bersama Barcelona dan timnas Spanyol, ia tampil luar biasa hingga meraih Kopa Trophy 2025 sebagai pemain U-21 terbaik dunia untuk kedua kalinya.
Di usianya yang baru 18 tahun, ia sudah membuktikan kapasitas luar biasa di level tertinggi. Bakat yang ia miliki sangat berpotensi bisa menjadi mega bintang di masa yang akan datang.
Namun, sinar terang itu ternyata membawa bayangan besar. Media Spanyol mulai terlalu jauh mengulik sisi pribadi Yamal, dari hubungan asmara hingga kehidupan sehari-hari. Alih-alih fokus pada prestasinya di lapangan, berita-berita seputar Yamal justru didominasi urusan di luar sepak bola.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Tekanan ini membuat Yamal dalam posisi sulit. Ia tidak hanya dituntut tampil maksimal di lapangan, tapi juga harus menghadapi tekanan media dan publik yang terkadang melewati batas privasinya.
Konflik Klub dan Negara, Yamal di Tengah Polemik
Sorotan terhadap Yamal makin besar saat ia terjebak dalam tarik-ulur antara Barcelona dan timnas Spanyol. Setelah dipanggil untuk laga Kualifikasi Piala Dunia, Barca mengkritik keputusan itu karena Yamal belum sepenuhnya pulih dari cedera.
Pelatih Hansi Flick menilai timnas terlalu memaksakan kondisi Yamal, yang berujung pada pencoretannya dari skuad Spanyol. Akibat konflik ini, Yamal absen dalam sejumlah laga penting Barca dan baru kembali bermain sebagai pengganti.
Sebelum cedera, Yamal sempat tampil impresif di awal musim La Liga dengan kontribusi dua gol dan dua assist. Sayangnya, momentum itu terhenti, dan kini ia harus membagi fokus antara performa, pemulihan, dan tekanan luar lapangan.
Baca Juga: Lionel Messi Absen saat Argentina Meraih Kemenangan atas Venezuela di Miami
Mbappe Turun Tangan: Lindungi Pemain Muda
Melihat situasi yang dihadapi Yamal, Kylian Mbappe angkat bicara. Dalam wawancara dengan Jorge Valdano, Mbappe menyatakan keprihatinannya terhadap tekanan media yang berlebihan kepada pemain muda seperti Yamal.
“Biarkan dia hidup, biarkan dia bermain sepak bola,” kata Mbappe. Ia menekankan bahwa gairah Yamal terhadap sepak bola adalah hal yang perlu dilindungi, bukan dirusak oleh sorotan yang tidak relevan.
Mbappe sendiri tahu rasanya menjadi pusat perhatian di usia muda, setelah mencuri perhatian dunia sejak masih remaja bersama AS Monaco. Ia tidak ingin Yamal kehilangan semangat karena tekanan yang tidak perlu.
Remaja Berbakat, Bukan Sekadar Figur Publik
Debut di usia 15 tahun, Yamal jelas memiliki karier yang menjanjikan. Tapi di balik status bintang, ia tetap seorang remaja yang sedang belajar menghadapi dunia profesional dengan segala tantangannya.
Pesan Mbappe menjadi pengingat bahwa pemain muda butuh ruang untuk tumbuh, bukan sekadar dijadikan bahan gosip dan pemberitaan sensasional. Apresiasi terhadap bakat harus lebih besar daripada intervensi terhadap kehidupan pribadinya.
Jika diberi waktu dan dukungan yang tepat, Yamal punya potensi untuk menjadi ikon besar sepak bola Spanyol. Tapi untuk itu, media dan publik harus belajar menahan diri, dan membiarkan lapangan jadi panggung utama. Simak informasi seputar sepak bola lainnya hanya di goalbushido.com.